JAKARTA, SATUUMAT.COM — M. Azrul Tanjung, Wakil Sekertaris Jenderal, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan, peran MUI dalam melihat prospek nuklir untuk kedaulatan energi, dikaitkan dengan peran ulama melayani ummat (Khodimul Ummah). Peran itu terutama dalam mengedukasi, memberikan manfaat yang luas untuk umat dalam keberlangsungan hidup umat yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
“Serta peran ulama yang bersinergi dengan negara (shodikul hukumah) dalam mewujudkan program yang nyata untuk kepentingan umat, bangsa dan negara,” ujar Azrul Tanjung ketika menjadi pembicara kunci dalam Forum Group Discussion Sidang Tahunan Ekonomi Umat yang mengangkat tema Prospek Nuklir untuk Kedaulatan Energi di Jakarta, Kamis (31/7/2025).
Forum Grup discussion ini sebagai sarana memberikan masukan, saran dan pendapat atas inisiatif pemerintah menjadikan nuklir sebagai salah satu sumber energi sebagai sebuah kedaulatan bangsa dibidang energi.
Azrul Tanjung mengatakan, Energi nuklir memiliki potensi besar untuk meningkatkan kedaulatan energi Indonesia, terutama melalui penyediaan pasokan listrik yang stabil dan pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, pengembangan energi nuklir di Indonesia masih menghadapi tantangan terkait persepsi masyarakat, keamanan, dan regulasi.
Stabil
Salah satu kelebihan energi nuklir, menurut Azrul Tanjung, dapat memberikan pasokan listrik yang andal dan berkelanjutan (baseload) untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, terutama di tengah tantangan energi terbarukan yang bersifat fluktuatif.
“Nuklir dapat memberikan manfaatkan bagi diversifikasi energi. Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil impor dan memperluas diversifikasi sumber energi, sehingga meningkatkan ketahanan energi,” ujarnya.
Selain itu, menurut Azrul Tanjung, pengembangan energi nuklir selaras dengan upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai target lingkungan, termasuk target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Ia pun menambahkan, pembangunan infrastruktur nuklir dapat menciptakan lapangan kerja baru dan memacu pertumbuhan ekonomi lokal, serta menyediakan energi bersih dan murah untuk berbagai sektor industri. Ini sebagai upaya mendorong potensi pertumbuhan ekonomi.
“Pengembangan reaktor nuklir generasi baru, seperti reaktor modular kecil (SMR), menawarkan potensi peningkatan efisiensi, keamanan, dan fleksibilitas dalam penyediaan energi. Ini sebagai bagian dari teknologi generasi baru,” ujarnya.
FGD ini menghadirkan narasumber Syaiful Bakhri, MENG.SC, (Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir – BRIN), Dr. Ir. Andang Widi Harto, M.T., IPU. (ASEAN ENG Guru Besar Fakultas Teknik Nuklir & Teknik Fisika UGM), dan Ir. Arnold Soetrisnanto (Ketua Umum Masyarakat Energi Baru Nuklir Indonesia).