Khalifah Utsman dan Gratifikasi

Khalifah Utsman Ibnu Affan, termasuk pejabat yang sangat hati-hati dalam menyikapi pemberian, atau istilah sekarang gratifikasi. Bahkan pemberian yang dialamatkan kepada isterinya pun, khalifah tetap tidak mau menerima mentah-mentah begitu saja. Ia memilih untuk berselisih pendapat dengan isteri khalifah, ketimbang ia menjadi sasaran fitnah dari rakyatnya.
Suatu saat ia mengutus seorang utusan ke negeri tetangga untuk mempererat hubungan diplomatik antara kedua negara.
Saat utusan itu hendak pergi isteri khalifah Ummu Kultsum menitipkan bingkisan untuk diberikan kepada isteri raja yang hendak dituju oleh utusan tersebut.
Seusai menjalankan misi diplomatiknya, utusan itu kembali ke Madinah dan melaporkan hasil perjalanannya kepada khalifah, utusan tadi menyerahkan hadiah dari isteri raja kepada isteri khalifah sebagai balasan atas pemberian Ummu Kultsum saat pergi sebelumnya.
Melihat bingkisan yang diberikan kepada isterinya melalui utusan tadi, Khalifah Utsman segera menyita bingkisan itu lalu diserahkan kepada negara .
Tatkala Ummu Kultsum sang isteri mempertanyakan kebijakannya, Khalifah Utsman menegaskan sikapnya. “Kalau engkau bukan seorang isteri Khalifah tentunya tak mungkin isteri raja akan memberikan hadiah kepadamu.”
Ummu Kultsum pun menjawab, “ Yang kuterima adalah hadiah dari pribadi isteri raja, karena aku telah mengirimkan sesuatu kepadanya.”
Khalifah pun menjawab, “ Betul. Tetapi tatkala engkau mengirim hadiah itu memanfaatkan seorang utusan negara yang digaji dari baitul maal. Karena itu seharusnya titipan yang diberikan oleh isteri raja itu diserahkan kepada negara, dan bukan kepada isteri khalifah,” tegas Utsman
Tak puas terhadap jawaban khalifah, Ummu Kultsum yang juga putri Rasulullah SAW menggugat ke pengadilan.
Setelah melalui proses persidangan dan adu argumentasi yang argumentatif, akhirnya hakim memutuskan bahwa bingkisan yang diberikan oleh istri raja itu sah, milik isteri khalifah, karena diberikan sebagai balasan dari pemberian yang telah dikirimkan sebelumnya.
Utsman pun legowo menerima putusan hakim. “Aku sudah menduga sebelumnya aku akan kalah di pengadilan, “ kata Utsman. Lalu kenapa ngotot tetap membawa kasus ini ke pengadilan, dengan enteng khalifah menjawab, “Kalau masalah ini tidak diselesaikan di pengadilan , aku khawatir akan menimbulkan fitnah. Orang akan berkata bahwa isteri khalifah Usman menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan diri dan keluarganya. Dan aku khawatir pejabat- pejabat di masa depan dengan gampangnya menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi, tanpa pernah khawatir akan menimbulkan fitnah,” katanya.
Namun kendati dimenangkan di pengadilan tidak lantas membuat Ummu Kultsum puas. Ia pun terus merenung-renung perkataan suaminya, bahwa jika posisinya bukan istri khalifah tentu tidak akan dikirim balasan yang nilainya berlipat lipat dari pemberiannya kepada isteri raja .
Akhirnya Ummu Kultsum yang dikenal sangat sederhana itu menyerahkan pemberian dari isteri raja itu kepada negara.
Masya Allah.